Oleh: Ashari Yulianto
Berawal dari Amerika yang sudah la melihat potensi HMI, karena pada saat orde lama itu Bung Karno mempermainkan antara komunis dengan ABRI (AD). Dan disitu HMI banyak bekerja dengan AD. Karena itu lah Amerika banyak melakukan pendekatan dan menginginkan supaya ada perwakilan atau tokoh HMI untuk melihat-lihat ke Amerika. Namun pada waktu itu belum banyak yang bisa berbahasa inggris, nah karena hanya Nurcholish Madjid (Cak Nur) yang bisa berbahasa maka ia orang yang berangkat ke Inggris.
Kunjungannya ke Amerika hanya sekitar 1,5 Bulan. Untuk keseharian disana sudah terjamin dalam artian sudah diberi uang saku yang cukup banyak, oleh karena itu cak Nur menyisihkan uangnya untuk pergi ke Timur Tengah. Mengapa ia ingin ke Timur Tengah, itu karena Cak Nur ingin melihat bagaimana islam dalam praktiknya. Menurutnya, Indonesia yang merupakan negara terbesar muslim di dunia namun secara geografis Indonesia jauh dengan pusat islam, yaitu Timur Tengah.
Indonesia itu unik, karena islam yang notabene berbahasa arab namun masyarakat Indonesia masih menggunakan bahasa latin atau bahasa Indonesia dalam mempelajari islam atau al quran. Dan yang mendorong Cak Nur untuk pergi ke Timur tengah adalah karena masih masih dangkalnya keislaman di Indonesia, sehingga masih ada persosalan yaitu bagaimana menghayati nilai-nilai islam itu sendiri.
Kunjungannya itu dimulai daro Istanbul, Turky. Di Timur Tengah ia berkeliling dari satu kota ke kota lain, dan disetiap kota ia melakukan atau mengajak orang-orang di kota tersebut untuk melakukan diskusi diskusi tentang banyak hal. Namun dari beberapa diskusi yang sudah dilakukan Cak Nur menyimpulkan bahwa intelektualitas orang-orang di timur tengah masih dangkal.
Ketika Cak Nur berada di Riyadh ia bertemu dengan dengan Dr. Muhammad Syahwi. Karena ketidaksenangya Cak Nur berkata kepada Dr. Muhammad Syahwi “dari pada anda kuliahi saya dengan materi yang tidak masuk akal lebih baik anda kasih saya buku yang menurut anda paling penting.” Lalu Cak Nur diberi bku Majmu Rosail Hasan Al-Banna. Tapi setelah membaca buku tersebut Ca Nur tidak mendapatkan kelebihan dari buku tersebut, karena buku itu hanya kebanyakan berisi slogan bukan penyelesaian masalah. Setelah itu ia diberi janji untuk naik haji dengan engajak sepuluh temannya yang berasal dari Indonesia.Sepulang dari timur tengah ia langsung mempersiapkan keberangkatannya untuk pergi ke Arab Saudi.
Setelah Cak Nur pulang, ia ingin menulis sebuah nilai-nilai dasar islam. Kemudian ia menulis Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP). NDP ini sebenarnya adalah kesimpulan perjalanan Cak Nur yang macam-macam ketika ia di timur tengah selama tiga bulan.
Awalnya dinamai Nilai Dasar Islam (NDI), tapi itu diklaim terlalu besar, terlalu menganggap bahwa itulah nilai dasar islam. Kemudian ia mendapat ilham dari berbagai sumber, salah satunya dari buku Willy Eicher “The Fundamental Values and basic Demand of Democratic Socialism” dari situ diambil kata “Nilai-nilai Dasar”. Kemudian kata “Perjuangan” ia dapat dari karya Syahrir tentang ideologi sosialisme Indonesia dalam “Perjuangan Kita”. Dari itulah dinamai Nilai-nilai Dasar Perjuangan atau kerap disebut NDP.
0 comments:
Post a Comment