Gerakan Feminisme


Oleh : Joko Prastomo

“kami telah menciptakan manusia laki-laki dan menyempurkannya..... dan menciptakan pasangan-pasangannya, laki-laki dan perempuan”

Revolusi seksual mulanya merujuk pada perubahan sosial dan perilaku masyarakat pada awal 1960-an pasca perang dunia 2. Setelah itu hingga saat ini banyak isu-isu yang menyuarakan tentang seksual . keperawanan yang tak lagi pnting, pelukan sebagai tanda komitmen relational antara laki-laki dan perempuan, fhasion show, miss universe. Sampai pada segala bentuk pengiklanan yang melibatkan perempuan adalah fenomena taktis pengukuhan perempuan sebagai penguasa kecenderungan. Perempuan mampu meraup identitas trend setter tanpa harus banyak berpikir, berencana apalagi melakukan revolusi sosial. mereka sanggup menggiring seluruh keinginan publik dengan apa yang melekat pada dirinya seperti sensualitas, kecantikan, kepedulian, pengabdian, bahkan second choice yang selalu menang.

Artinya perempuan tak pernah kalah dalam kehidupan level mana pun. Sepanjang sejarah manusia dan kemanusiaan perempuan selalu ikut serta. Dalam buku TCM disebutkan bahwa hawa diciptakan dari esensi yang sama dengan pria. Ibrahim bapak seluruh agama langit tak sanggup berkata-kata ketika istrinya merestui proses disemblihnya Ismail oleh karena perintah Tuhan. Isa atau Jesus yang dilahirkan dari perempuan suci, yaitu bunda Maryam. Istilah cewek matre, belahan hati, soul mate belahan jiwa dan seterusnya. RA. Kartini di Indonesia, Indira Gandhi di India, Benazir bhutto Pakistan, Golda Meir Israil........

Eksistensi perempuan sebagai makhluk hegemonik tumbuh justru ketika laki-laki berusaha mengungkap peran perempuan sebagai sesuatu yang menunjang. Kekhawatiran laki-laki ini tak sanggup diselesaikan dengan keadaan fisik semata, kemaskulinan, atau bahkan tingkat rasionalisasinya yang cukup. Dengan sangat tenang, bahkan tampak seperti sunatullah, bahwa memang perempuan memang ditakdirkan ‘berkuasa’.

Jadi tak ada alasan konkret tentang perlunya pembelaan terhadap perempuan. Semua kriteria yang mendukung gerakan feminisme adalah pra syarat yang dibuat laki-laki.secara kodrati, perempuan tak berinisiatif untuk melakukan gerakan kontra-produktif terhadap legitimasi publik akan keberadaanya. 

About Ahmad Dahlan II UMS

Ahmad Dahlan II UMS
Recommended Posts × +

0 comments:

Post a Comment