oleh : Mohammad Nurkholis Majid
Nama lengkapnya Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haytsam al-Basri al Misri, juga di kenal dengan nama Latin al-hazen, Annethar, Avetar, atau al-Hazen. ia lahir di basra sekitar tahun 354 H/ 965 M. Tetapi hendaknya ia membedakan dengan al-Hazen lain yang pernah menerjemahkan karya Ptelemaious,''Almages'', pada abad ke-10 M.
Dalam ''Uyumul Arabica fi Thabaqat al Attiba'', di sebutkan bahwa karyanya mencapai 200 judul karya ilmiah. Tulisannya meliputi bidang optik,matematika, farmakologi, fisika, dan filsafat. Lewat karyanya itulah dapat diketahui betapa pengetahuannya tentang penulis-penulis Yunani amat dalam dan luas, khususnya tampak dalam bahasan dan kritik-kritiknya terhadap Ptemalious. Teori-teori optiknya jauh lebih tinggi dari apa yang dihasilkan Ptemolious, dan berpengaruh besar terhadap ilmuwan-ilmuwan Eropa di zaman renaissance dan sesudahnya, seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, john Kepler, Descartes dan lian-lain. Bahkan menurut John William Draper dalam ''History of The Intelectual Development of Europe'' al-Hazen merupakan orang pertama yang memperbaiki kekeliruan konsep Yunani tentang penglihatan. Keterangannya tidak didasarkan pada hipotesa dan perkiraan belaka, tetapi pada penyelidikan anatomi dan pembahasan geometris.
Di samping sumbangannya berupa buku-buku, al-Haytsam Ibnu-Haytsam juga memberikan sumbangan dalam memahami gejala-gejala atsmosfer seperti senjakala (twi light), memberikan gambaran yang jelas tentang mata dan penglihatan dengan baik bahwa sinar timbul pada obyek yang yang terlihat dan bukan pada mata, seperti anggapan para filosof Yunani kuno. Ibnu al-Haytsam juga telah berusaha menerangkan secara jelas tentang fisibinocular (pengamatan dengan menggunakan teropong) serta pengunaan kamera, yang secara eksperimental memperlihatkan bahwa sinar melintas lurus. ini sebenarnya bermula dari eksperimennya yang dilakukan dengan melebur berbagai macam batuan yang ternyata kemudian menjadi kaca. Dari sinilah ia mendapatkan kaca bumi. Kacamata, kaca mikroskop dan kaca teleskop yang kita kenal sekarang ini, sesungguhnya merupakan hasil eksperimen Ibnu al-Haytsam.
Seperti halnya Ibnu Sina dan al-Biruni, Ibnu al-Haytsam menegaskan bahwa sinar cahaya bergerak mulai obyek dan berjalan menuju mata, jadi retina mata merupakan tempat penglihatan dan bukan yang mengeluarkan cahaya. Ini kebalikan dari apa yang pernah dijelaskan oleh teori Euklides, Ptolemaios dan al-Kindi bahwa benda akan erlihat karena mata memancarkan sianr kepada benda. Ia lalu menemukan bentuk legkun yang ditembus cahaya ketika berjalan di udara (penyimpangan spheric) dan dengan begitu ia menetapkan bahwa bimasakti (the wilkyway) sangat jauh terpencil dari planet bumi serta tidak mempunyai atmosfir karena tidak memiliki parallax.
Sebagai seorang ilmuwan, Ibnu al-Haytsam diabadikan namanya oleh George Sarton dan Dr. Donald dengan menyebutnya sebagai ''The Greatest Student of Optics of All Times'' (Ilmuwan terbesar di bidang optik, sepanjang zaman) karena telah banyak sekali melakukan riset di bidang fiologi optik dan geometri. Ia juga berhasil membuat cermin-cermin parabola dan sferis (bulat), serta menemukan perbandingan antara sudut datang dan sudut pergi (bias), pada bidang-bidang datar (sehingga karya-karyanya merupakan hasil penelitian yang jauh mendahului karya-karyanya lain di Barat mengenai sifat-sifat lensa).
Selain itu, al-Haytsam juga menemukan kaca fokus yang mengantar dunia masuk ke dalam ilmu dioptik-pengetahuan tentang daya cahaya, teori dioptik ditemukannya lewat serangkaian percobaan melebur berbagai logam dan kristal. Kemudian berkembang pesat yang pada akhirnya mengantar abad modern kepada kamera obsecura-kamera buram yang digunakan dalam fotografi. Dan dia pulalah yang menentukan-lewat teorinya yang terkenal tentang refraksi atmosfer-bahwa pembiasan cahaya akan menyimpang sesuai dengan kerapatan (densitas) atmosfer, dan bahwa kerapatan atmosfer juga akan berubah sesuai dengan ketinggian, aau tinggi rendahnya permukaan air laut.
Dari karya-karyanya yang pernah ditulis, terutama buku ''Optics'' ternyata telah banyak mendasari dan mempengaruhi karya-karya optik Roger Bacon serta penulis-penulis Barat lainnya, seperti Leonardo da Vinci, Pole Witello (Vitello), dan Johann Keppler. Penemuan besarnya yang lain adalah mengenai arah jalannya garis miring (curviliniair) suatu sinar cahaya yang melalui atsmosfir.
Sumber Buku : 118 TOKOH MUSLIM Genius Dunia Oleh Ahmad Barmawi,M.Ag
玨듔트 | 블랙 잭 필승 전략 - Instagram william hill william hill happyluke happyluke 카지노사이트 카지노사이트 메리트 카지노 고객센터 메리트 카지노 고객센터 온카지노 온카지노 카지노 카지노 391 Gold Casino | Online Slots | Play for real | Gold Casino
ReplyDelete