Oleh : Feni Adhitia
Pertanyaan utamanya bukanlah “Mengapa orang tertentu kreatif, sedangkan yang lainnya tidak?” melainkan, “Demi Tuhan, mengapa semua orang itu kreatif?” Di mana dan bagaimana potensi kita menjadi hilang? Bagaimana potensi itu menjadi lumpuh? Mengapa pendidikan menghambat kreativitas?

Pemikiran kreatif
Kita diajarkan menjadi pemikir analitis dan logis. Konsekuensinya kita berkemampuan untuk membuat berbagai asosiasi umum antara hal-hal yang berkaitan atau paling tidak sangat sedikit berkaitan. Jeff Hawkins, dalam bukunya on intelligence, menjelaskan betapa kemampuan diri kita untuk mengasosiasikan konsep-konsep yang berkaitan, membatasi kemampuan diri kita untuk menjadi kreatif. Kita membentuk dinding-dinding mental di antara asosiasi dari konsep-konsep yang berkaitan, dan asosiasi dari konsep-konsep yang tidak berkaitan. Pembauran konsep merupakan tindakan mengombinasikan atau mengaitkan hal-hal yang tidak berkaitan dalam rangka menyelesaikan masalah, menyusun ide baru, dan bahkan mengusahakan lagi ide lama. Bukanlah kebetulan bahwa orang-orang yang paling kreatif dan inovatif di sepanjang sejarahtelah menjadi para ahli memaksakan hubungan-hubungan mental yang baru, via pembauran konsep dari hal-hal yang tidak berkaitan.
“saya mulai bertanya-tanya berapa banyak hal yaang sudah saya ketahui aakaan tiba-tiba memperoleh makna-makna baru, seandainya saya dapat mempersipkan hubungan-hubungannya.”-Robert Scott-bernstein
0 comments:
Post a Comment